Arsenal Sebut Musim Ini Menjadi Laga yang Mudah di Liga Inggris

arsenal-sebut-musim-ini-menjadi-laga-yang-mudah-di-liga-inggris

Arsenal Sebut Musim Ini Menjadi Laga yang Mudah di Liga Inggris. Pekan kesepuluh Premier League 2025/26 jadi panggung bagi pernyataan berani Mikel Arteta. Pasca-kemenangan 2-0 atas Newcastle United di akhir Oktober, pelatih Arsenal sebut musim ini “laga-laga yang relatif mudah” dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Kami punya momentum, dan jadwal ini terasa lebih terkendali,” tambahnya di konferensi pers, sambil senyum tipis. Arsenal kini puncak klasemen dengan 24 poin dari 10 laga—tujuh menang, tiga imbang, tanpa kekalahan di kandang. Total 22 gol dicetak, hanya tiga kebobolan, angka yang bikin rival gelisah. Pernyataan Arteta ini langsung viral, dianggap sombong oleh sebagian fans, tapi bagi yang lain, itu cerminan fakta: start kuat melawan fixture awal yang seharusnya sulit, seperti away ke Manchester United dan Liverpool. Di tengah jadwal padat termasuk UCL, The Gunners tampak tak tergoyahkan. Tapi, apakah ini overconfidence, atau Arsenal benar-benar siap raih gelar? REVIEW KOMIK

Pernyataan Arteta yang Picu Debat: Arsenal Sebut Musim Ini Menjadi Laga yang Mudah di Liga Inggris

Mikel Arteta tak asing dengan kontroversi, tapi kali ini beda. Saat ditanya soal jadwal tersulit, ia jawab santai: “Tahun lalu kami kesulitan adaptasi, tapi sekarang? Laga-laga ini terasa mudah karena kami lebih siap.” Ia soroti kemenangan awal: 2-1 di Old Trafford pekan pembuka, 3-1 atas Liverpool di Anfield, dan 4-0 kontra Manchester City di Emirates. Ini bukan pamer kosong; Arsenal raih 19 poin dari enam laga pertama, rekor klub sejak 2004. Tapi, pernyataan itu langsung dikritik oleh mantan pelatih rival, yang sebut Arteta “lupa betapa brutalnya Premier League.” Fans Manchester City ramai di media sosial, bilang Arsenal untung jadwal awal lawan tim sedang rebuild.

Arteta sendiri tak mundur. Ia jelaskan konteks: rotasi skuad yang matang dan performa individu bikin setiap laga terasa terkendali. “Bukan lawannya mudah, tapi kami yang bikin sulit buat mereka,” tambahnya. Pernyataan ini sejalan dengan filosofinya sejak 2019: bangun mental juara. Di musim lalu, Arsenal finis runner-up dengan 89 poin, tapi gagal di fase krusial. Kini, dengan tambahan Viktor Gyökeres dan Eberechi Eze, skuad lebih fleksibel. Kritik datang juga dari dalam: satu mantan pemain Arsenal bilang, “Jangan sombong dulu, Desember baru ujian sesungguhnya.” Tapi bagi Arteta, ini motivasi—ia tahu kata-katanya bisa jadi bensin buat rival seperti City dan Liverpool yang lagi kejar ketertinggalan enam poin.

Analisis Performa Awal yang Dukung Klaim Arteta: Arsenal Sebut Musim Ini Menjadi Laga yang Mudah di Liga Inggris

Fakta lapangan dukung omongan Arteta. Arsenal dominasi penguasaan bola 62 persen rata-rata, lepas 14 tembakan per laga dengan konversi 16 persen—tertinggi liga. Gyökeres cetak lima gol dari enam laga, termasuk hattrick lawan Leeds, sementara Bukayo Saka beri enam assist, top di Premier League. Di pertahanan, William Saliba dan Gabriel Magalhães bentuk duet solid: hanya dua gol kebobolan dari open play, sisanya penalti. Clean sheet enam dari 10 laga, rekor terbaik sejak era Invincibles.

Fixture awal memang berat: tiga dari enam laga lawan tim top empat musim lalu. Tapi Arsenal menang empat, imbang dua—poin maksimal 12 dari 18. Bandingkan dengan City yang cuma raih 13 poin dari start serupa tahun lalu. Arteta manfaatkan ini dengan taktik 4-3-3 agresif, tekan tinggi yang hasilkan 28 interseps di lini tengah. Declan Rice lagi on fire: 72 persen duel menang, plus tiga gol dari midfield. Ini bukan keberuntungan; pramusim intensif di Dubai bikin skuad fit, dengan rata-rata jarak lari 115 km per laga—tertinggi liga. Kritikus bilang jadwal November (lawan Burnley, Southampton, Everton) bakal tes klaim Arteta, tapi dengan kedalaman seperti Leandro Trossard yang beri dua gol dari bangku cadangan, Arsenal siap.

Implikasi untuk Rival dan Tantangan Tersembunyi

Pernyataan Arteta tak cuma omong kosong; ia tambah tekanan ke rival. Manchester City, yang kalah dua kali dari Arsenal musim ini, disebut Pep Guardiola “tim paling komplet.” Liverpool, setelah imbang 1-1 di Anfield, lagi restrukturisasi skuad—mereka selisih delapan poin. Chelsea dan Tottenham, yang Arsenal kalahkan mudah 3-0 dan 2-0, kini fokus pertahanan daripada serang balik. Ini efek domino: Arsenal ciptakan standar baru, paksa tim lain tingkatkan level. Di UCL, tiga kemenangan awal (termasuk 3-0 atas Bayern) bukti skuad tahan banting, meski jadwal midweek tambah beban.

Tapi, tantangan tersembunyi ada. Fixture congestion November-Desember: delapan laga dalam 25 hari, termasuk derby lawan Tottenham dan away ke City. Arteta khawatir cedera—Martin Ødegaard absen dua pekan gara-gara hamstring, sementara Gabriel Martinelli ragu main lawan Burnley hari ini. Rival bisa manfaatkan ini; City punya skuad lebih dalam, dan Liverpool lagi bangkit dengan tiga menang beruntun. Pernyataan “mudah” Arteta bisa jadi bumerang kalau Arsenal drop poin. Tapi, dengan rekor away tak terkalahkan (lima menang), plus motivasi internal, The Gunners punya modal kuat. Ini musim di mana Arsenal tak lagi underdog—mereka pemburu gelar.

Kesimpulan

Pernyataan Mikel Arteta soal laga mudah di musim 2025/26 Premier League jadi cermin kepercayaan diri Arsenal yang lagi puncak. Dari start kuat lawan raksasa hingga dominasi statistik, klaim itu punya dasar kuat—tapi juga risiko sombong. Rival waspada, fans Arsenal optimis, dan Arteta tahu: gelar diraih di lapangan, bukan kata-kata. Dengan 24 poin dan selisih gol +19, The Gunners siap hadapi November yang padat. Musim ini, London Utara tak lagi sekadar saingan; mereka calon juara. Yang pasti, pernyataan Arteta sudah nyalakan api persaingan—dan Arsenal siap bakar semuanya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *