Cerita Rivalitas Messi & Ronaldo, Ini Sejarahnya! Pada awal November 2025 ini, saat angin musim gugur mulai berhembus di Eropa dan playoff MLS Cup memanas di Amerika, cerita rivalitas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo kembali jadi obrolan hangat di kalangan pecinta sepak bola. Dua legenda ini, yang kini berusia 38 dan 40 tahun, masih saling dorong meski tak lagi bertemu di lapangan: Messi dengan 41 gol dan 20 assist di Inter Miami, Ronaldo dekati 1.000 gol karir di Al Nassr dengan 36 gol musim ini. Baru September lalu, keduanya kompak cetak brace dalam sepekan, bikin fans nostalgia era keemasan La Liga. Rivalitas yang lahir 16 tahun silam ini bukan sekadar adu gol, tapi dorongan untuk kesempurnaan yang ubah wajah sepak bola global. Dari 36 pertemuan langsung hingga rekor Ballon d’Or yang mereka kuasai, cerita ini penuh drama dan inspirasi. Di tengah spekulasi WC 2026 sebagai panggung terakhir, mari kita telusuri sejarahnya—dari awal mula hingga warisan yang abadi. REVIEW KOMIK
Awal Mula Rivalitas di Panggung Eropa: Cerita Rivalitas Messi & Ronaldo, Ini Sejarahnya!
Rivalitas Messi-Ronaldo bermula pada 2008, saat Cristiano Ronaldo pindah dari Manchester United ke Real Madrid dengan biaya 94 juta euro—transfer termahal saat itu. Messi, yang sudah jadi bintang muda Barcelona, langsung jadi target utama Ronaldo untuk bukti dominasi. Musim pertama Ronaldo di Madrid, 2009-2010, mereka bentrok di semifinal Liga Champions: Barcelona menang 3-1 agregat, dengan Messi cetak gol krusial. Itu awal dari apa yang disebut “El Clásico paling sengit,” di mana setiap duel La Liga jadi perang dingin statistik.
Pada 2011, Ronaldo mulai unggul dengan 40 gol La Liga, tapi Messi balas dengan 50 gol musim berikutnya—rekor yang bertahan hingga kini. Mereka saling kejar Ballon d’Or: Messi raih empat berturut-turut 2009-2012, Ronaldo rebut 2013-2014. Di lapangan, 36 pertemuan head-to-head tunjukkan keseimbangan: Messi menang 16 kali, Ronaldo 11, imbang 9. Gol masing-masing 22, tapi Messi unggul assist 14-6. Awal ini bukan cuma adu fisik—Ronaldo dengan kecepatan dan kekuatan, Messi dengan visi dan dribel—tapi mental: keduanya dorong satu sama lain ke batas, bikin La Liga naik kelas jadi liga terbaik dunia.
Puncak Persaingan di Era Liga Champions: Cerita Rivalitas Messi & Ronaldo, Ini Sejarahnya!
Puncak rivalitas terjadi 2011-2018, saat Madrid dan Barca kuasai Eropa. Di Liga Champions, Ronaldo cetak 140 gol—rekor sepanjang masa—termasuk hat-trick final 2017 lawan Juventus. Messi tak kalah dengan 129 gol, termasuk gol solo ikonik lawan Madrid 2011. Final 2011 jadi momen legendaris: Messi cetak satu, Ronaldo jawab penalti, tapi Barca juara 3-1. Statistik saat itu: Ronaldo 450 gol di Madrid, Messi 474 di Barca—keduanya pecah rekor klub dalam waktu singkat.
Trofi jadi ukuran: Ronaldo raih lima UCL, Messi empat, tapi Messi unggul Ballon d’Or 5-3 di periode itu. Di timnas, Ronaldo angkat Portugal juara Euro 2016, Messi bawa Argentina runner-up Copa America 2015-2016 sebelum juara 2021. Rivalitas ini dorong inovasi: Ronaldo adaptasi tiga liga top (Inggris, Spanyol, Italia), Messi dominasi satu tapi komplet dengan 672 gol Barca. Di 2018, Ronaldo pindah ke Juventus, tandai akhir era tatap muka—tapi api tak padam; ia cetak 101 gol di Turin, Messi 91 di musim yang sama. Puncak ini ubah sepak bola: standar gol naik 20 persen di Eropa, dan duel mereka tarik miliaran penonton global.
Evolusi Rivalitas di Era Baru dan Warisan Abadi
Sejak 2021, rivalitas berevolusi saat keduanya tinggalkan Eropa: Ronaldo ke Manchester United lalu Al Nassr 2023, Messi ke PSG lalu Inter Miami 2023. Tak ada lagi El Clásico, tapi kompetisi tetap hidup melalui rekor. Hingga November 2025, Ronaldo unggul gol karir 952-892, tapi Messi dominasi assist 399-192 dan trofi tim 45-33. Di 2025, keduanya kompak cetak brace September—Ronaldo dekati 1.000 gol, Messi sapu Golden Boot MLS—bikin fans bilang “masih sama sengitnya.”
Messi bicara Mei lalu: “Kami pantas pujian besar, rivalitas ini ikonik.” Ronaldo setuju, sebut “saling dorong jadi lebih baik.” Di timnas, keduanya target WC 2026: Messi “sangat berharap,” Ronaldo “pasti terakhir.” Warisan mereka: 13 Ballon d’Or bersama, dorong generasi Mbappé-Haaland, dan tingkatkan popularitas sepak bola 30 persen global. Evolusi ini tak lagi musuh, tapi saudara sepak bola—masih saling kejar, tapi dengan respek. Sampai kini, rivalitas ini abadi, meski bentuknya berubah.
Kesimpulan
Cerita rivalitas Messi-Ronaldo adalah sejarah sepak bola modern: dari awal mula 2008 di La Liga, puncak sengit di UCL, hingga evolusi di liga baru pada 2025. Dengan 36 duel seimbang, rekor gol-assist yang saling kejar, dan trofi yang tak terhitung, keduanya bukan cuma saingan—tapi katalisator kemajuan olahraga ini. Di November 2025, saat Ronaldo dekati 1.000 gol dan Messi bersinar di MLS, rivalitas ini ingatkan: hebat tak pudar, hanya berevolusi. Mungkin WC 2026 jadi panggung terakhir, tapi warisannya selamanya—dua legenda yang bikin setiap gol terasa seperti babak epik. Sepak bola lebih kaya karenanya.