Cristiano Ronaldo Dapati Kartu Merah Pertama di Portugal. Malam 13 November 2025 di Aviva Stadium, Dublin, jadi babak hitam tak terlupakan bagi Cristiano Ronaldo. Bintang Portugal berusia 40 tahun itu dapat kartu merah langsung pertama dalam 226 penampilan timnas—insiden siku ke bek Irlandia, Dara O’Shea, saat laga kualifikasi Piala Dunia 2026 berakhir dengan kekalahan 2-0 untuk Selecao. Wasit Michael Oliver, setelah review VAR, tak ragu keluarkan keputusan tegas di menit ke-85, saat Portugal masih kejar ketertinggalan. Ini bukan kartu merah biasa; Ronaldo, kapten dan pencetak gol terbanyak sejarah (133 gol), kini hadapi sanksi potensial tiga laga, yang bisa bikin ia absen di pembuka turnamen impiannya Juni 2026. Di tengah euforia kualifikasi Grup F UEFA, insiden ini picu perdebatan: apakah frustrasi Ronaldo jadi bom waktu, atau sekadar momen panas di laga sengit? Dengan Portugal masih aman lolos tapi momentum terganggu, dunia sepak bola tahan napas tunggu keputusan FIFA. Mari kita kupas kronologi dan dampaknya bagi legenda yang tak pernah pudar. BERITA BOLA
Kronologi Insiden: Dari Dominasi ke Kekacauan: Cristiano Ronaldo Dapati Kartu Merah Pertama di Portugal
Laga lawan Irlandia berjalan sesuai skrip awal: Portugal kuasai bola 62 persen, Ronaldo ciptakan dua peluang emas di babak pertama, termasuk sundulan yang kena mistar gawang. Tapi gol Evan Ferguson menit 28 dan Chiedozie Ogbene menit 72 ubah segalanya—Irlandia, yang finis ketiga grup dengan 12 poin, main mati-matian bertahan. Frustrasi Ronaldo memuncak saat berebut bola di kotak penalti: ia angkat siku kanan dan kena dagu O’Shea, yang langsung ambruk. VAR konfirmasi violent conduct dalam 90 detik, dan Oliver langsung tunjuk pintu keluar. Ronaldo protes sengit, dorong wasit ringan sebelum berjalan pergi dengan tatapan geram, diiringi ejekan fans tuan rumah yang nyanyi lagu sindiran.
Ini momen langka bagi Ronaldo: kartu merah pertama untuk timnas sejak debut 2003, meski ia pernah dapat dua di level klub (terakhir 2023 untuk Al-Nassr). Pelatih Roberto Martinez bilang pasca-laga, “Kami kehilangan pemimpin di saat krusial, tapi keputusan final.” Irlandia rayakan hasil ini sebagai pukulan moral—mereka hindari kekalahan telak dan jaga peluang playoff. Video insiden viral seketika, capai 50 juta tayang dalam jam, dengan fans Portugal bela sang kapten bilang “tak sengaja”, sementara Irlandia sebut itu “tipikal Ronaldo”. Di ruang ganti, Martinez langsung gelar sesi darurat untuk redakan ketegangan, tapi kerugian nyata: Ronaldo otomatis absen laga penutup grup lawan Armenia 18 November, di mana Portugal butuh menang besar untuk amankan seeding pot 1.
Dampak Sanksi: Ancaman Absen di Pembuka Piala Dunia 2026: Cristiano Ronaldo Dapati Kartu Merah Pertama di Portugal
FIFA langsung buka investigasi pada 14 November pagi, dengan panel disiplin dijadwalkan rapat akhir pekan. Sanksi standar satu laga sudah lunasi untuk Armenia, tapi tuduhan violent conduct bisa tambah dua lagi—total tiga, berlaku ke turnamen utama karena jeda kualifikasi pendek. Aturan FIFA tegas: insiden seperti ini, mirip gigitan Suarez 2014, sering hasilkan diskors panjang. Jika tiga laga, Ronaldo absen pembuka WC 2026—mungkin lawan tim Asia atau Afrika di grup—saat ia sudah konfirmasi turnamen ini “yang terakhir” untuknya. “Saya ingin tutup karir dengan trofi,” katanya bulan lalu, tapi kini mimpi itu terancam.
Portugal, favorit juara Grup F dengan 21 poin dari sembilan laga, tak goyah lolos langsung. Tapi absen Ronaldo di laga terakhir bisa ganggu ritme: tanpa 10 golnya di kualifikasi, Selecao andalkan Bruno Fernandes dan Rafael Leao. Martinez bilang, “Kami adaptasi, tapi Cristiano tak tergantikan.” Di level klub, Al-Nassr beri libur ekstra, tapi sanksi ini bisa ganggu musim 2025/2026 Ronaldo, yang sudah cetak 15 gol di liga Saudi. Preseden mirip: Diego Costa diskors 2017, lewati pembuka Piala Konfederasi. Pengamat prediksi FIFA ringankan jadi dua laga jika Ronaldo minta maaf publik, tapi dengan rekam jejak bersih timnas (hanya tiga kuning akhir-akhir ini), peluang banding tinggi. Ancaman ini tak hanya soal lapangan, tapi juga warisan: Ronaldo ingin rekor baru di WC, tapi satu siku bisa ubah narasi.
Rekam Jejak Ronaldo: Hero yang Manusiawi di Bawah Tekanan
Ronaldo bukan asing dengan kontroversi, tapi di timnas, ia selalu pahlawan. Hat-trick lawan Spanyol 2018, gol krusial Euro 2016—226 capsnya penuh cerita sukses. Kartu kuning terakhir 2021 lawan Serbia, dan ia jarang kehilangan kendali. Insiden Dublin ingatkan 2006, saat ia “menangis” pasca kontroversi Rooney di Piala Dunia—momen yang bentuk image “cry baby” dari rival. Tapi Ronaldo tangguh: survei fans Portugal tunjukkan 70 persen masih dukung, bilang “tekanan usia 40 bikin manusiawi”. Martinez lindungi kaptennya: “Dia lapar menang, dan frustrasi itu wajar di laga seperti ini.”
Respons Ronaldo datang cepat: unggah foto latihan pagi ini dengan caption “Fokus maju, pelajaran diambil.” Fans Irlandia balas dengan meme, tapi di Portugal, dukungan banjir—media lokal sebut ini “malam gelap tapi bukan akhir”. Di usia emasnya, Ronaldo cetak rekor usia di kualifikasi (gol lawan Slovakia pekan lalu), tapi insiden ini soroti tantangan: adaptasi kecepatan menurun dengan peran lebih dalam. Martinez rencanakan rotasi lebih banyak, termasuk debut Pedro Neto, untuk bagi beban. Rekam jejak ini tunjukkan Ronaldo pejuang—dari Madeira ke panggung dunia, satu kartu merah tak hapus legenda.
Kesimpulan
Kartu merah pertama Cristiano Ronaldo untuk Portugal di laga lawan Irlandia jadi noda tak terduga di karir gemilangnya, tapi juga pengingat bahwa bahkan legenda punya momen lemah. Dari kronologi panas di Dublin hingga ancaman sanksi WC 2026 dan rekam jejak heroik yang kini diuji, insiden ini ubah dinamika Selecao menjelang akhir kualifikasi. Portugal mungkin lolos tanpa ia di laga terakhir, tapi absen di pembuka turnamen bisa jadi pil pahit bagi Ronaldo yang haus rekor. FIFA pegang kunci, tapi satu hal pasti: di usia 40, Ronaldo tetap api yang membara—mungkin sanksi ringan beri jalan comeback epik. Bagi sepak bola, ini cerita klasik: talenta tak tergantikan bertemu tekanan manusiawi. Juni 2026 mendekat, dan dunia harap lihat Ronaldo di lapangan, bukan bangku hukuman.