Hamka Hamzah Kagum Dengan Jay Idzes dan Kevin Diks

hamka-hamzah-kagum-dengan-jay-idzes-dan-kevin-diks

Hamka Hamzah Kagum Dengan Jay Idzes dan Kevin Diks. Hamka Hamzah, mantan kapten Timnas Indonesia yang dikenal sebagai benteng pertahanan Garuda di era 2004-2014, baru saja menyuarakan kekagumannya terhadap dua bek naturalisasi: Jay Idzes dan Kevin Diks. Pada akhir Oktober 2025, dalam podcast Jebreeet Media bersama rekan seangkatannya, Hamka tak henti-hati puji duet jantung pertahanan ini yang bikin ia terkejut sekaligus bangga. Di tengah kekecewaan Timnas gagal lolos ke Piala Dunia 2026 setelah ronde ketiga kualifikasi, lini belakang justru jadi sorotan positif. Jay Idzes, 23 tahun dari Venezia, dan Kevin Diks, 27 tahun dari Borussia Monchengladbach, tampil solid di bawah pelatih Patrick Kluivert. Hamka bilang, “Kevin sebagai stopper bareng Jay bikin saya kagum—mereka punya karakter kuat.” Ini bukan sekadar pujian, tapi pengakuan dari legenda bahwa Garuda punya bek modern yang siap bawa tim ke level lebih tinggi. REVIEW KOMIK

Performa Duet Idzes-Diks yang Bikin Terkejut: Hamka Hamzah Kagum Dengan Jay Idzes dan Kevin Diks

Hamka Hamzah langsung tergelitik saat lihat duet Jay Idzes dan Kevin Diks di jantung pertahanan Timnas Indonesia. Dalam laga FIFA Matchday September lalu kontra Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, keduanya jadi pilar utama. Indonesia menang 2-0, dengan clean sheet berkat komunikasi apik mereka. Idzes, yang biasa main sebagai center back, tunjukkan visi passing panjang yang bantu transisi cepat ke serangan. Sementara Diks, yang Kluivert geser dari posisi sayap kanan jadi stopper, tampil tangguh dalam duel udara—menang 85 persen header di laga itu. Hamka akui, “Formasi terserah pelatih, tapi Kevin di stopper bareng Jay? Itu tak terduga, tapi hasilnya luar biasa.”

Performa mereka tak berhenti di situ. Di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia, meski Indonesia kalah agregat dari Jepang 0-4, duet ini batasi ancaman di babak pertama—hanya satu tembakan on target lawan. Idzes cetak satu tackle krusial yang selamatkan gawang dari penalti, sementara Diks blok dua sundulan berbahaya. Hamka, yang punya pengalaman 50 caps dan 4 gol sebagai bek, bilang ini duet paling solid sejak era Jordi Amat-Rizky Ridho. “Mereka tak cuma bertahan, tapi bantu bangun serangan dari belakang,” tambahnya. Di klub masing-masing, Idzes bantu Venezia naik ke Serie A playoff, sementara Diks starter reguler di Bundesliga dengan rating rata-rata 7,2 per laga. Kagum Hamka ini jadi angin segar pasca gagal lolos, di mana pertahanan kebobolan 12 gol dari enam laga.

Jiwa Kepemimpinan Jay Idzes yang Alami: Hamka Hamzah Kagum Dengan Jay Idzes dan Kevin Diks

Salah satu yang paling bikin Hamka kagum adalah jiwa kepemimpinan alami Jay Idzes. Di usia 23 tahun, bek Belanda-Indonesia ini langsung jadi suara lantang di ruang ganti Timnas. Saat debutnya di kualifikasi Piala Dunia Maret 2024 lawan Vietnam, Idzes cetak gol kemenangan 1-0 dari set-piece, tapi lebih dari itu, ia sering instruksikan rekan seperti Rizky Ridho dan Justin Hubner. Hamka puji: “Leader tak lihat usia. Jay humble, cepat bergaul, dan rangkul tim jadi keluarga.” Ini selaras dengan performanya di laga Lebanon, di mana Idzes organisir pressing tinggi yang batasi Lebanon cuma 32 persen penguasaan bola.

Hamka bandingkan dengan dirinya sendiri: dulu, sebagai kapten Pelita Jaya dan PSM Makassar, ia belajar kepemimpinan dari pengalaman. Tapi Idzes, lahir di Belanda dari ayah Indonesia, langsung tunjukkan itu sejak caps pertama. Di Venezia, ia kapten muda yang pimpin comeback 3-2 lawan tim Serie B top. Hamka bilang, “Dari pengalaman saya, leader harus rendah hati—Jay punya itu semua.” Di Timnas, persaingan ketat dengan Amat dan Hubner justru bikin Idzes lebih tajam; ia main 12 dari 14 laga terakhir, dengan akurasi passing 92 persen. Kagum ini tak berlebihan—Idzes jadi bek termuda yang kapten Timnas sejak 2024, dan Hamka yakin ia bisa jadi penerusnya di masa depan.

Potensi Kevin Diks sebagai Bek Serba Bisa

Kevin Diks juga dapat porsi besar kekaguman Hamka, terutama fleksibilitasnya. Bek 27 tahun ini, yang naturalisasi 2024 setelah debut di Feyenoord, biasa main right back tapi Kluivert eksperimen di center back—dan sukses. Hamka terkejut: “Kevin lebih cocok sayap kanan, tapi di stopper bareng Jay, ia tangani bola bagus dan duel fisik menang.” Di laga lawan Lebanon, Diks intersep 4 kali dan duel menang 7 dari 9, bantu Indonesia kuasai bola 58 persen. Di Borussia Monchengladbach, ia starter 10 laga Bundesliga musim ini, dengan 2 assist dari posisi belakang.

Hamka nilai Diks punya potensi besar untuk ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dimulai Oktober ini. “Ia kuat, cepat, dan baca permainan—cocok lawan tim kuat seperti Arab Saudi,” katanya. Diks, yang punya darah Indonesia dari ibu, cepat adaptasi: dari 5 caps, ia sudah 2 clean sheet. Hamka sarankan Kluivert manfaatkan posisi aslinya di sayap untuk tambah kedalaman, tapi duet dengan Idzes tetap jadi andalan. “Mereka bikin pertahanan solid, kurangi beban kiper,” tambah Hamka, ingat era dirinya di mana bek harus serba bisa. Dengan rating FIFA Timnas naik ke 124, duet ini jadi harapan baru pasca kegagalan ronde ketiga.

Kesimpulan

Kekaguman Hamka Hamzah terhadap Jay Idzes dan Kevin Diks jadi sinyal positif di tengah kekecewaan Timnas Indonesia gagal ke Piala Dunia 2026. Dari duet solid yang bikin clean sheet hingga jiwa kepemimpinan alami Idzes dan fleksibilitas Diks, keduanya tunjukkan Garuda punya bek kelas dunia. Hamka, dengan pengalaman panjangnya, tak ragu: “Mereka terkejutkan saya, tapi ini awal bagus.” Jelang ronde 4 kualifikasi, duet ini bisa jadi kunci bertahan lawan raksasa Asia. Bagi Hamka, ini pengingat bahwa pertahanan kuat lahir dari karakter—dan Idzes-Diks punya itu melimpah. Timnas butuh lebih banyak seperti mereka untuk mimpi besar selanjutnya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *