MU Gagal Dapatkan 4 Kemenangan Beruntun

mu-gagal-dapatkan-4-kemenangan-beruntun

MU Gagal Dapatkan 4 Kemenangan Beruntun. Di malam yang dingin di City Ground, Nottingham, Manchester United nyaris capai tonggak manis: empat kemenangan beruntun di Premier League musim 2025-2026. Tapi, mimpi itu pupus lewat seri dramatis 2-2 lawan Nottingham Forest pada 1 November lalu. Setan Merah, yang datang dengan modal tiga kemenangan meyakinkan—termasuk 4-2 atas Brighton dan 2-1 ke Liverpool—malah kehilangan poin krusial di menit akhir. Gol Morgan Gibbs-White di injury time jadi pukulan telak, meski Bruno Fernandes sempat beri harapan dengan tendangan bebas brilian. Bagi pelatih Erik ten Hag, ini bukan kegagalan total, tapi pengingat bahwa perjuangan di papan tengah klasemen butuh konsistensi penuh 90 menit. Kisah ini campur aduk: euforia awal musim pudar, tapi semangat tim tetap menyala jelang laga Tottenham akhir pekan ini. REVIEW KOMIK

Jalannya Pertandingan yang Penuh Ketegangan: MU Gagal Dapatkan 4 Kemenangan Beruntun

Laga dimulai dengan tempo tinggi, khas derby Inggris yang selalu penuh gesekan. Forest, di bawah Nuno Espirito Santo, langsung tekan dengan pressing garis tinggi—mereka kuasai bola 55 persen di babak pertama. Gol pertama lahir di menit 12: Chris Wood sundul bola liar dari umpan sudut, manfaatkan kelengahan bek United. Setan Merah tak panik; Ten Hag langsung instruksikan transisi cepat, dan hasilnya Rasmus Hojlund samakan kedudukan di menit 28 lewat tembakan keras dari luar kotak—gol ketiganya musim ini.

Babak kedua jadi panggung United. Mereka dominan dengan 15 tembakan, tapi pemborosan jadi musuh dalam selimut. Di menit 65, Fernandes ambil alih: tendangan bebas melengkung sempurna ke pojok kanan, angkat United 2-1. Fans Merah menyala, tapi Forest tak menyerah. Matz Sels, kiper tamu, heroik dengan tiga penyelamatan krusial, tapi tekanan akhirnya pecah. Gibbs-White, yang cetak delapan gol musim ini, curi bola dari Lisandro Martinez di menit 92 dan sikat ke gawang Onana. Seri ini tutup rekor tiga kemenangan beruntun United—modal dari Oktober yang bikin mereka naik ke posisi keenam klasemen dengan 18 poin. Forest, di peringkat 12, rayakan poin berharga yang angkat moral pasca-kekalahan dari Arsenal.

Performa Pemain Kunci dan Kelemahan yang Terungkap: MU Gagal Dapatkan 4 Kemenangan Beruntun

Bruno Fernandes lagi-lagi jadi pahlawan United: satu gol, satu assist potensial, dan 90 persen akurasi umpan dari 60 bola yang disentuh. Gelandang Portugal ini catat empat kunci passing, puncak performa musimnya di mana ia libatkan 12 gol. Hojlund juga solid: duel udara menang 70 persen, plus gol yang bikin ia top scorer tim dengan lima tembakan tepat sasaran. Tapi, lini belakang jadi sorotan negatif. Martinez, meski tangguh, kehilangan Gibbs-White di gol akhir—kesalahan positioning yang Ten Hag sebut “pelajaran mahal”. Onana simpan dua tembakan jarak dekat, tapi distribusi buruknya picu transisi Forest.

Ten Hag puji rotasi: Alejandro Garnacho dari bangku cetak dua dribel suksial, bantu bangun serangan sayap. Tapi, absennya Kobbie Mainoo karena cedera hamstring bikin midfield kurang dinamis—pengganti Casemiro menang cuma 40 persen duel. Forest unggul di fisik: Wood dominan depan, sementara wing-back Neco Williams beri lebar yang sulit dihentikan. Secara keseluruhan, United kuasai possession 52 persen dan xG 1.8 lawan 1.2 Forest, tapi konversi gol jeblok jadi alasan utama gagal menang. Ini ingatkan bahwa tiga kemenangan sebelumnya—termasuk clean sheet lawan Sunderland—tak cukup jika detail kecil lepas.

Implikasi untuk Klasemen dan Tantangan ke Depan

Seri ini hentikan momentum United, yang sempat unggul delapan poin dari zona Eropa. Kini, dengan 19 poin dari 11 laga, mereka tertinggal tiga poin dari perempat besar—posisi yang krusial untuk tiket Liga Champions. Forest naik ke 13, tapi bagi United, ini pukulan di jadwal padat: laga Tottenham 8 November bisa jadi penentu, di mana Spurs lagi on fire dengan lima kemenangan beruntun. Ten Hag waspadai: “Kami butuh pulih cepat, fokus recovery untuk hindari cedera bertumpuk.” Kabar baik, Mainoo diprediksi balik minggu depan, tapi tekanan finansial pasca-transfer musim panas bikin skuad tipis.

Lebih luas, ini soroti tren United: kuat di serangan (15 gol musim ini), tapi rapuh belakang (12 kebobolan). Ten Hag rencanakan tweak formasi 4-3-3 jadi lebih defensif, mirip sukses lawan Liverpool. Suporter, yang hadir 2.500 di City Ground, tetap dukung—chant “Ten Hag’s Red Army” bergema meski frustrasi. Bagi Forest, poin ini booster: mereka kini tak terkalahkan di empat laga kandang, tandai perbaikan pasca-degradasi musim lalu. United harus belajar dari ini; gagal empat beruntun bukan akhir, tapi alarm untuk konsistensi di paruh musim.

Kesimpulan

Kegagalan Manchester United raih empat kemenangan beruntun lewat seri 2-2 lawan Nottingham Forest adalah babak pahit di tengah musim yang penuh harap. Dari gol cepat Hojlund hingga pukulan akhir Gibbs-White, laga ini tunjukkan kekuatan dan kelemahan Setan Merah: Fernandes bersinar, tapi detail defensif lemah. Dengan posisi keenam yang rapuh dan Tottenham menanti, Ten Hag punya peluang balas dendam—pulihkan momentum sebelum Natal. Ini bukan kegagalan, tapi pelajaran: sepak bola Premier tak ampuni kelengahan. Saat Old Trafford panggil pulang tim, harapan tetap hidup—dari tiga kemenangan Oktober, lahir fondasi untuk bangkit lebih kuat. Musim panjang, tapi semangat Merah tak pernah pudar.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *