MOTM Pertandingan Getafe vs Real Madrid. Kylian Mbappé dinobatkan sebagai Man of the Match dalam kemenangan tipis Real Madrid 1-0 atas Getafe pada Minggu malam, 19 Oktober 2025, di Estadio Coliseum Alfonso Pérez. Gol penalti Mbappé di menit ke-88 menjadi penentu yang membawa Los Blancos kembali ke puncak La Liga musim 2025/26, unggul satu poin dari Barcelona setelah delapan pekan. Di tengah perlawanan sengit dari tuan rumah yang sempat main dengan sembilan pemain setelah dua kartu merah, Mbappé tak hanya cetak gol krusial tapi juga ciptakan peluang sepanjang laga. Penghargaan ini, dipilih oleh panel analis dan fans, akui peranannya sebagai katalisator di pertandingan yang penuh gesekan—pertama kalinya Getafe kehilangan dua pemain merah sejak 2022. Di bawah Carlo Ancelotti, kemenangan ini jadi yang kedelapan beruntun Madrid atas Getafe, tapi Mbappé yang curi perhatian dengan kecepatan dan instingnya yang tajam. REVIEW FILM
Kontribusi Ofensif Mbappé yang Mengubah Jalannya Laga: MOTM Pertandingan Getafe vs Real Madrid
Mbappé tak main-main sejak peluit awal; ia catat tiga tembakan on-target dari lima upaya, termasuk penalti dingin yang ia tendang ke sudut kiri gawang setelah pelanggaran atas dirinya sendiri. Ini gol keenamnya di La Liga musim ini, rata-rata satu setiap 120 menit—efisiensi yang bikin ia jadi top scorer sementara. Di babak pertama, ia hampir cetak gol di menit 22 lewat solo run dari tengah lapangan, tapi kiper Getafe David Soria selamatkan dengan kaki. Statistik menunjukkan Mbappé ciptakan expected goals (xG) 1.2 sendirian, tertinggi di timnya, dengan dribel sukses 80 persen yang paksa bek Getafe mundur terus-menerus. Ancelotti puji ia sebagai “senjata utama” pasca-laga, karena tanpa kontribusinya, Madrid mungkin terjebak imbang 0-0 seperti tiga laga tandang sebelumnya. Di usia 26, Mbappé gabungkan kecepatan 36 km/jam dengan visi permainan, sering tarik dua bek sekaligus untuk beri ruang rekan seperti Jude Bellingham. Kontribusi ini krusial di laga ketat, di mana Madrid punya penguasaan bola 62 persen tapi peluang minim hingga akhir.
Peran Mbappé dalam Memicu Kartu Merah dan Dampak Taktis: MOTM Pertandingan Getafe vs Real Madrid
Tak hanya gol, Mbappé jadi provokator utama yang ubah dinamika pertandingan. Di menit 65, ia bait pelanggaran kasar dari bek Getafe Omar Alderete, hasilkan kartu merah pertama setelah VAR konfirmasi—langsung kurangi tuan rumah jadi 10 pemain. Sepuluh menit kemudian, Mbappé lagi-lagi tarik perhatian dengan sprint di sayap kiri, picu kartu merah kedua untuk gelandang Mauro Arambarri yang coba hentikan transisinya. Dua kartu merah ini jadi yang pertama bagi Getafe musim ini, dan analis bilang Mbappé sengaja eksploitasi frustrasi lawan dengan gerakan lincahnya. Dampak taktikalnya jelas: setelah 10 pemain, Getafe mundur dalam low block, tapi Mbappé tetap tembus dengan 12 sprint di atas 25 km/jam—tertinggi laga. Ini mirip peran Vinícius Júnior musim lalu, tapi Mbappé lebih klinis di final third. Ancelotti manfaatkan situasi dengan ganti Bellingham masuk di menit 70 untuk tambah pressing, tapi Mbappé yang tetap pegang kendali, ciptakan tiga key passes yang hampir jadi gol. Faktor ini bikin Madrid kontrol 70 persen bola pasca-kartu merah, ubah laga dari perlawanan jadi dominasi.
Perbandingan dengan Pemain Lain dan Mengapa Mbappé Unggul
Meski ada kandidat kuat seperti Bellingham—yang kembali dari cedera dan catat dua intersepsi krusial dengan rating 7.8—atau Éder Militão di belakang dengan clean sheet dan blok empat tembakan, Mbappé unggul di dampak ofensif total. Bellingham ciptakan dua peluang tapi tak cetak gol, sementara Militão solid tapi tak punya momen heroik. Di sisi Getafe, kapten Jesús Fernández layak puji dengan 85 persen akurasi umpan meski timnya pincang, tapi ia kalah duel fisik 60 persen lawan Mbappé. Panel MOTM beri Mbappé rating 9.2—tertinggi sejak hat-tricknya lawan Atalanta di Liga Champions pekan lalu—karena ia gabungkan ancaman gol dengan provokasi yang legal, sesuatu yang jarang dimiliki striker modern. Perbandingan ini tunjukkan betapa kompletnya skuad Ancelotti; Mbappé tak solo, tapi sinergi dengan Rodrygo yang assist penalti bikin pertahanan Getafe kewalahan. Ini kontras dengan laga sebelumnya lawan Villarreal, di mana tanpa Mbappé, Madrid kesulitan cetak gol. Penghargaan ini akui ia sebagai pemimpin serangan, di mana 40 persen peluang Madrid musim ini lahir dari sentuhannya.
Kesimpulan
Kylian Mbappé sebagai MOTM Getafe vs Real Madrid adalah bukti nyata mengapa ia jadi transfer musim panas paling berpengaruh. Dari kontribusi ofensif mematikan hingga peran memicu kartu merah yang ubah taktik, ia tak hanya bawa tiga poin tapi juga kembalikan Madrid ke puncak La Liga. Meski ada bintang seperti Bellingham, Mbappé unggul di momen krusial yang tentukan laga ketat seperti ini. Kemenangan 1-0 ini angkat moral Los Blancos jelang El Clasico, dan Mbappé jadi simbol kepercayaan diri tim. Bagi penggemar, ini pengingat bahwa sepak bola Spanyol penuh kejutan, tapi dengan pemain seperti Mbappé, Madrid siap hadapi tantangan apa pun. Musim 2025/26 masih panjang, tapi malam di Coliseum sudah catat sejarah kecil—dan Mbappé di tengahnya.