Antony Beritahukan Perlakuan Tidak Mengenakan Selama di MU

antony-beritahukan-perlakuan-tidak-mengenakan-selama-di-mu

Antony Beritahukan Perlakuan Tidak Mengenakan Selama di MU. Antony, mantan bintang sayap Manchester United, akhirnya angkat bicara soal pengalaman pahitnya di Old Trafford. Dalam wawancara eksklusif yang dirilis 3 Oktober 2025, pemain Brasil berusia 25 tahun ini ungkap perlakuan tidak mengenakan selama masa “bomb squad” di bawah pelatih Ruben Amorim. Setelah dibeli mahal £85 juta dari Ajax pada 2022, Antony merasa diabaikan total: tak ada sapaan sederhana seperti “good morning” dari staf klub, hingga rasa tidak dihormati yang bikin ia frustrasi. Ini datang pasca kepindahannya permanen ke Real Betis musim panas lalu, di mana ia mulai tunjukkan kilas balik performa. Di tengah musim 2025/2026 yang bergejolak bagi Setan Merah, pengakuan Antony ini picu perdebatan: apakah ini keluhan valid, atau sekadar pembelaan diri? Mari kita bedah lebih dalam. BERITA TERKINI

Masa Bomb Squad yang Menyiksa: Antony Beritahukan Perlakuan Tidak Mengenakan Selama di MU

Masa terburuk Antony di MU dimulai sejak Amorim ambil alih akhir 2024. Ia difreeze out dari skuad utama, tak dipanggil ke laga apa pun selama tiga bulan terakhir musim lalu, dan hanya latihan sendirian atau dengan pemain muda. “Saya merasa seperti orang asing di klub sendiri,” katanya, soroti isolasi yang bikin mentalnya anjlok. Staf klub, yang biasanya ramah, tiba-tiba cuek—tak ada obrolan ringan, apalagi dukungan. Antony sebut ini “rudeness” yang tak terbayang, terutama setelah ia investasikan segalanya untuk MU.

Performa buruknya memang jadi alasan: hanya 12 gol dari 82 laga, plus kontroversi tuduhan kekerasan domestik 2023 yang sempat absenkan ia berbulan-bulan. Tapi Antony klaim, isolasi ini malah bikin ia stuck—tanpa menit bermain, ia kesulitan bukti diri. Di bomb squad, ia latihan pagi-pagi buta sendirian, sementara rekan setim berlatih normal. Ini mirip nasib Jadon Sancho dulu, tapi Antony rasakan lebih parah karena tak ada komunikasi jelas dari manajemen. Akhirnya, pinjaman ke Real Betis Januari lalu jadi jalan keluar, di mana ia cetak dua gol di tiga laga awal La Liga.

Kritik Pedas ke Amorim dan Budaya Klub

Antony tak segan tunjuk hidung ke Amorim sebagai biang kerok. Pelatih Portugal itu, dengan visi taktik 3-4-3 kaku, anggap Antony tak cocok—ia sebut sayap Brasil itu “kurang disiplin” di konferensi pers Februari 2025. Antony balas: “Saya tak pernah dapat penjelasan kenapa difreeze out. Hanya diam dan abaikan.” Ia tuduh Amorim ciptakan budaya klub yang toksik, di mana pemain gagal langsung dibuang tanpa ampun. Ini kontras dengan era Ten Hag, di mana Antony masih dapat kesempatan meski inkonsisten.

Lebih luas, Antony soroti budaya MU pasca-Ferguson: tekanan fans dan media bikin staf ikut cuek ke pemain underperform. “Di Brasil, kami hormati satu sama lain, tapi di sana, kekalahan bikin semua berubah,” ujarnya. Wawancara ini, yang tayang di media Spanyol, langsung viral—fans MU di X ramai bela Amorim, sebut Antony “flop mahal” yang pantas diusir, tapi pendukungnya bilang ini bukti manajemen gagal adaptasi talenta asing. INEOS, pemilik baru, belum respons, tapi laporan internal sebut kasus seperti ini umum di skuad besar yang sering rotasi pelatih.

Dampak Karier dan Pelajaran untuk MU

Pengakuan Antony ini tak cuma keluhan, tapi juga cerita bangkit. Di Betis, ia rasakan kehangatan yang hilang di MU—pelatih Manuel Pellegrini beri kebebasan, dan ia sudah assist krusial di derby Sevilla. “Saya bahagia sekarang, tapi luka itu masih ada,” katanya, rencanakan tuntut kompensasi dari MU atas kontrak yang dipotong selama isolasi. Kariernya kini di persimpangan: sukses di Spanyol bisa buka pintu tim besar lain, tapi stigma “flop MU” susah hilang.

Bagi MU, ini pelajaran berharga. Dengan Amorim lagi hadapi tekanan—hanya satu kemenangan dari lima laga awal musim ini—kasus Antony tunjukkan risiko budaya klub yang dingin. Eks pemain seperti Sancho pernah sebut hal serupa, dan ini bisa ganggu rekrutmen masa depan. Fans harap INEOS perbaiki, tapi sementara, fokus ke laga kontra Sunderland nanti. Antony sendiri tutup wawancara dengan pesan: “Saya maafkan, tapi jangan ulangi ke pemain lain.”

Kesimpulan: Antony Beritahukan Perlakuan Tidak Mengenakan Selama di MU

Antony beritahukan perlakuan tidak mengenakan selama di MU ungkap sisi gelap Old Trafford: isolasi, rudeness, dan kurang hormat yang bikin pemain hancur. Dari bomb squad menyiksa hingga kritik ke Amorim, cerita ini jadi pengingat bahwa sepak bola bukan cuma taktik, tapi juga manusiawi. Bagi Antony, ini babak baru di Betis; bagi MU, saatnya introspeksi agar tak kehilangan talenta lagi. Di musim yang penuh drama ini, pengakuan seperti ini bisa jadi katalisator perubahan—or bom waktu. Yang pasti, Old Trafford butuh lebih dari kemenangan; ia butuh hati.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *