Apakah Lamine Yamal Bisa Disebut Sebagai The Next Neymar?

apakah-lamine-yamal-bisa-disebut-sebagai-the-next-neymar

Apakah Lamine Yamal Bisa Disebut Sebagai The Next Neymar? Lamine Yamal, bintang muda Spanyol berusia 17 tahun, telah menjadi sensasi di dunia sepak bola dengan penampilan gemilangnya bersama Barcelona dan Timnas Spanyol. Pada 2025, performanya di final UEFA Nations League melawan Portugal, meski berakhir dengan kekalahan adu penalti, membuatnya sering dibandingkan dengan legenda Brasil, Neymar Jr., yang dikenal karena dribel memukau dan kreativitasnya. Julukan “The Next Neymar” mulai muncul di kalangan penggemar dan media, terutama karena gaya bermain Yamal yang lincah dan kemampuannya menciptakan peluang. Namun, apakah perbandingan ini tepat? Artikel ini menganalisis kesamaan dan perbedaan antara Yamal dan Neymar, serta mengevaluasi apakah Yamal benar-benar bisa disebut sebagai penerus Neymar.

Kesamaan dengan Neymar: Apakah Lamine Yamal Bisa Disebut Sebagai The Next Neymar?

Gaya Bermain yang Atraktif

Seperti Neymar, Yamal dikenal karena dribel lincah dan kemampuan mengelabui lawan. Dalam laga melawan Portugal pada 9 Juni 2025, Yamal mencatatkan tiga dribel sukses dan satu assist, menunjukkan kreativitas yang mengingatkan pada Neymar di masa jayanya bersama Santos dan Barcelona. Kedua pemain memiliki pusat gravitasi rendah, memungkinkan mereka mengubah arah dengan cepat, dan sering bermain sebagai winger yang suka memotong ke dalam untuk menciptakan peluang atau menembak.

Peran sebagai Playmaker: Apakah Lamine Yamal Bisa Disebut Sebagai The Next Neymar?

Neymar terkenal sebagai pengatur serangan, dan Yamal menunjukkan potensi serupa. Di musim 2024–2025, ia mencatatkan tujuh assist di La Liga dan dua di UEFA Nations League, menunjukkan visi permainan yang tajam. Umpan silangnya untuk gol Martin Zubimendi melawan Portugal mencerminkan kemampuan Neymar dalam memberikan assist krusial, seperti saat ia bermain untuk Paris Saint-Germain. Keduanya juga memiliki keberanian untuk mengambil risiko, sering mencoba umpan-umpan sulit yang dapat mengubah jalannya pertandingan.

Perbedaan yang Signifikan

Konsistensi dan Ketajaman

Meski menjanjikan, Yamal belum mencapai konsistensi Neymar di puncak kariernya. Neymar mencetak 43 gol dalam 50 laga untuk Santos pada 2012, sementara Yamal hanya mencetak empat gol di La Liga hingga Mei 2025. Ketajaman di depan gawang masih menjadi kelemahan Yamal, seperti terlihat dari peluang yang terbuang melawan Portugal. Selain itu, Neymar memiliki kemampuan akrobatik dan tendangan spektakuler yang belum sepenuhnya dimiliki Yamal, yang lebih mengandalkan kecepatan dan umpan.

Tekanan dan Pengalaman

Neymar menghadapi ekspektasi besar sebagai bintang Brasil sejak usia muda dan berhasil memimpin timnya meraih emas Olimpiade 2016. Yamal, meski debut di Euro 2024 pada usia 16 tahun dan menjadi pencetak gol termuda di La Liga, belum memiliki pengalaman di turnamen besar seperti Piala Dunia. Tekanan sebagai bintang Barcelona di era pasca-Messi juga berbeda dari perjalanan Neymar, yang berbagi sorotan dengan pemain seperti Messi dan Suarez. Yamal masih perlu membuktikan mentalitasnya di bawah tekanan, terutama setelah kritik atas gesturnya pasca-laga melawan Portugal.

Faktor Pendukung Potensi Yamal

Pembinaan di akademi La Masia menjadi keunggulan Yamal, seperti halnya Neymar yang diasah di akademi Santos. Kontraknya hingga 2030 dan dukungan pelatih Luis de la Fuente memberikan ruang untuk berkembang. Pada 2025, Yamal telah menunjukkan kematangan taktis, seperti saat menciptakan peluang untuk Nico Williams melawan Portugal, meski gagal dikonversi. Fisiknya yang kuat (180 cm) dan kemampuan berduel dengan bek berpengalaman seperti Ruben Dias menambah dimensi permainannya. Dukungan dari senior seperti Cristiano Ronaldo, yang memujinya sebagai “fenomena,” juga meningkatkan kepercayaan dirinya.

Tantangan untuk Menjadi “The Next Neymar”: Apakah Lamine Yamal Bisa Disebut Sebagai The Next Neymar?

Untuk menyamai Neymar, Yamal harus meningkatkan ketajaman dan konsistensi. Neymar mencatatkan 136 gol dalam 225 laga untuk Barcelona, sebuah standar tinggi yang belum bisa disentuh Yamal dengan 15 gol dalam 62 laga hingga 2025. Selain itu, Yamal perlu mengelola tekanan media dan ekspektasi sebagai bintang muda Spanyol, terutama dengan Piala Dunia 2026 mendatang. Cedera, yang kerap mengganggu Neymar, juga menjadi risiko yang harus diwaspadai Yamal, mengingat intensitas permainannya. Gaya bermainnya yang lebih terukur dibandingkan flair Neymar juga menimbulkan pertanyaan apakah ia akan menjadi playmaker serupa atau mengembangkan identitas sendiri.

Perspektif Publik dan Media

Perbandingan dengan Neymar memicu diskusi di kalangan penggemar. Di media sosial, sebagian menyebut Yamal sebagai “The Next Neymar” karena dribelnya, tetapi lainnya berpendapat ia lebih mirip Pedro atau Ansu Fati karena pendekatannya yang lebih taktis. Media Eropa menyoroti potensinya, tetapi juga mengingatkan bahwa label seperti ini dapat membebani. Di Indonesia, di mana sepak bola digandrungi, Yamal menjadi inspirasi bagi pemain muda seperti Marselino Ferdinan, yang bermain di Oxford United, untuk mengejar karier di Eropa.

Kesimpulan: Apakah Lamine Yamal Bisa Disebut Sebagai The Next Neymar?

Lamine Yamal memiliki kesamaan dengan Neymar dalam dribel, kreativitas, dan peran sebagai playmaker, tetapi perbedaan dalam konsistensi, pengalaman, dan ketajaman membuat julukan “The Next Neymar” belum sepenuhnya tepat. Pada 2025, Yamal menunjukkan potensi besar dengan performa impresif melawan Portugal, didukung pembinaan La Masia dan dukungan senior. Namun, tantangan seperti tekanan media dan kebutuhan untuk meningkatkan gol menentukan apakah ia akan menyamai Neymar atau menciptakan warisannya sendiri. Yamal adalah talenta unik yang, dengan perkembangan yang tepat, bisa menjadi bintang dunia, tetapi untuk saat ini, ia adalah Lamine Yamal—bukan sekadar bayangan Neymar.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *